Kamis, 09 Desember 2010

Jatuh cinta


Dari sejak lama aku mengenalnya, entah mengapa pesonanya baru sekarang memikatku. Si bundar yang dipermainkan oleh 20 manusia, tidak adil menurutku apalagi jika melihat tempat yang tersedia lebih dari sudut pandang kita. Capek ngeliatnya. Kalau si bundar menggelinding ke kanan kita harus mengikuti ke kanan begitu pula bila ke arah sebaliknya.

Baru minggu ini aku merasakan gelora yang menggebu-gebu saat melihatnya. Permainan ini menghipnotisku hingga merasakan gegap gempita di arena tersebut. Malu rasanya jika mengingat ucapan-ucapanku yang dulu rasanya tidak mungkin untuk mencintai permainan ini. Bukan! bukan karena wajah-wajah manusia yang mempermaikan si bundar. Namun ada aura lain yang menyelimutinya.

Kerjasama dan kepemimpinan ternyata berada di dalamnya. Tak kan ada teriakan GGOOOOLLLL jika kedua unsur tersebut tidak merasuki sekelompok yang berisi 11 manusia. Aku bisa mendapat banyak pelajaran dengan hanya melihatnya, diantara ketegangan, tekanan, dan harapan yang memuncak bagaimana mereka memasukkan kedua unsur yang kadang berlompatan tak stabil. Tidak hanya dibutuhkan tehnik, kemampuan dan bakat permainan. Kedua hal diatas yang membuatku jatuh cinta. Mencintai permainan ini dengan tidak menggila tentunya.

Awalnya karena ingin mencoba mencicipi semangat timnas yang sedang berlaga dengan malaysia. Sejak itu aku mulai menemukan keasyikan tersendiri. Tidak hanya berteriak GOL dan mengagumi ukiran kesempurnaan Tuhan yang diberikan melalui wajah-wajah manusia pembawa si bundar.

Saat ini aku tak hanya ingin melihatnya dari rentetan tulisan di twitter dan media namun aku ingin melihatnya dengan lebih jelas dan tak dengan angan-angan saja. Terima kasih ku buat timnas Indonesia, yang mengijinkan aku menilai tentang permainan yang awalnya membuat ku bosan karena lapangan yang terlalu luas.

Selamat untuk timnas Indonesia! Selamat berlaga diminggu depan. Bermainlah dengan kedua bahasa kerjasama dan kepemimpinan lagi. Semoga kau semakin membuatku merasakan jatuh cinta yang menggebu.

Selasa, 30 November 2010

:: 3 rasa ::


Ada sepenggal cerita dari sisa malam kemarin. Berawal dari seorang teman yg menyapa lewat bbm. Awalnya hanya berpamitan karena ingin meninggalkan suatu komunitas. Lalu tak lama kemudian ia pun bercerita. Cerita tentang kenyamanan tentang kepastian dan tentang sesuatu yg lebih baik.
Nyaman, pasti, dan sesuatu yg lebih baik menurutku bisa diciptakan. Semua rasa itu bisa dimunculkan didiri masing-masing. Tak perlu mengkambinghitamkan suatu keadaan ato obyek yang lain.
Ceritanya mengalir dengan derasnya memprovokasi untuk memperoleh ketiga rasa itu dari suatu tempat yang baru.
Ingat kawan, jika kau tak nyaman karena keadaan maka kemanapun kamu pergi kamu akan merasa tak nyaman. Setiap keadaan akan selalu sama, apakah itu tentang keadaan lingkungan sekitar kita ato lingkungan yang tak bersinggungan langsung dengan kita. Sesuatu yg bisa mengubah keadaan tersebut adalah kita sendiri. Entah dengan cara yg seperti apa.
Lalu tentang kepastian,ketidakpastian itu hanya salah satu bagian dari kepastian. Jadi mengapa kita bimbang dengan ketidakpastian?
Sesuatu yang lebih baik itu terlalu komplek untuk diartikan. Aku tidak bisa mengartikan dengan spesifik karena setiap keinginan orang berbeda.
Dikehidupan kita selalu ada ketiga rasa itu yaitu, tentang ketidaknyamanan, ketidakpastian, dan sesuatu yg disebut tak baik. Bagaimana kita menjadikannya satu lalu memprosesnya agar bisa menjadi keluaran yang nyaman, pasti, dan baik itu adalah tugas kita.

Be creative!

Situasi anda tak akan berubah kalau anda tak berbuat apa-apa untuk itu.

Ganbatte!

Selasa, 09 November 2010

dan tetang amanah ini....

Alhamdulillah memposting tulisan ini.
Diawali pagi cerah di Surabaya. Berangkat ke kantor dengan kemacetan yang tak biasa. Masuk kantor dan mendapati sebuah email. Yes! Email with d shocking soda.
Alhamdulillah harus kuucap berkali-kali. -OMG aku telah berbohong-
Setidaknya email tadi pagi adalah jawaban atas doaku selama ini. Doa yang sungguh-sungguh kuharap (ehm...mungkin).
Penambahan amanah ini memberiku banyak waktu yg tak luang :P , dan aku bersyukur itu dengan amanah ini semoga memberi pecutan semangat dan kreasi yang tak mati.
Aku yakin ini semua jawaban dari doaku selama ini. Melakukan hal yang sama berulang-ulang kadang membuat otakku mati suri. Semoga dengan amanah baru ini akan memberiku doppingan buat otak ku yg sempat sedikit membeku.
Dengan bekal tulisan dari Yoris Sebastian tentang kreatifitas dan semangat aku akan mencoba mencicipi hari ini dan esok akan kulahap semua yg kubutuhkan. Lusa kan kulalakukan dengan sepenuh hati.
Allah selalu mengabulkan doa setiap umatnya. Namun cara dan jalannya sungguh luar biasa surprise.
Keep Fighting!

Minggu, 29 Agustus 2010

PERMATUR -perang yang masih premature-

Gatal tanganku menari saat mendengar berita akhir2 ini. Mungkin karena jengah saja hingga memaksa jari ini menari di atas tuts laptop.
Berita tentang hubungan dengan tetangga sebelah akhir2 ini seperti air PDAM yang baru saja dikuras. Keruh. Teriakan Perang berkumandang dimana2, seperti mau membakar hati dan otak kita. Dan benar dengan mudahnya banyak yang terbakar hingga semua tindakan yang kekanak2an dilakukan. Sungguh menyedihkan.
Memang kita gatal dengan semua tingkah tetangga kita namun apakah Perang solusi yang tepat? Sedikit mengingatkan saja, kisah nabi SAW yang pernah melakukan sholat dan ada seseorang meletakkan kotoran unta di kepalanya. Apakah nabi saat itu langsung membakar pelaku? Apakah nabi langsung melabrak pelaku? Aku rasa semua ingat apa yang dilakukan nabi.
Memang berbeda kasus, tapi apakah kita sebagai umat nabi mudah tersulut?
Masihkah kita berteriak perang saat ratusan sodara kita (para TKI) masih berada dalam naungan tetangga?
Sudahkah kita berfikir apa dampak dari perang?
Berfikirkah kita dengan dampak dari semua tidakan kita?
Cukup sedih melihat tingkah laku rekan2 kita yang lantang berteriak lantang PERANG.
Terlalu premature kita berteriak seperti itu. Bukan karena kita takut namun karena lebih banyak solusi yang bisa diambil daripada berteriak PERANG.
Harusnya kita berfikir ulang mengapa tetangga sering mengusik kita? mulai dari budaya hingga kedaulatan.
Sudahkah kita menghargai apa yang kita miliki?
Sudahkah kita menjaga apa yang kita miliki?
Dan mengapa kita baru berteriak ketika tersentil?
Mencoba bercermin dan tidak melihat seekor gajah diseberang mungkin yang harus kita lakukan.
Masih banyak solusi yang lebih baik dari pada PERANG kawan. Namun jika kau masih berkata PERANG, tengoklah sodara kita di benua lain.

Minggu, 13 Juni 2010

Marriageable


Aku mencoba bersabar ketika banyak orang bertanya ‘kapan kmu menikah?’
Jawaban andalanku adalah ‘jika saatnya tiba’.
Lalu banyaklah wejangan dari mereka yang telah menikah dan orang yang lebih tua tak kalah juga yang senasib dengan ku (gak salah tuh melontarkan wejangan?).
Aku hanya menimpali dengan tersenyum.
Lalu aku beropini kepada mereka, kecuali kepada orang yang lebih tua (takut pamali euy), ‘Saat Allah mengatakan NOW aku harus menikah maka tiada satupun yang akan menghalanginya, namun saat Allah mengatakan NOT NOW bagaimanapun usaha kita ketika tidak ada ridho Allah maka hal itu tidak akan terjadi’
Alhamdulillah sedikit membisukan mereka.
Rencana Allah buatku ada skenario yang sangat indah. Kita tidak bisa membaca hadiah yang Ia berikan di masa yang akan datang. Mungkin karena pahamku yang demikian membuatku tak kebakaran jenggot ketika pertanyaan yang menggodaku terlontar.
Banyak yang mengatakan ‘Ingat umur’ artinya sebagai wanita memang harus memikirkan usia saat kita menetapkan kapan kita harus menikah. Ada yang mengatakan wanita itu bak Susu ia mempunyai expired date. Ini menjelaskan lagi bahwa menikah harus mempunyai keturunan. Sekali lagi aku mencoba membandingkan hitungan manusia dan Allah, maaf, umumnya cewek diatas usia 30 memang rentan untuk melahirkan namun -sekali lagi- ketika Allah mengatakan kmu mampu maka nenek-nenek usia 60 tahun pun bisa meminjamkan rahimnya untuk cucu tercintanya. Saat kalian semua masih mengatakan menikah untuk mempunyai keturunan cobalah membaca salah satu produk nya Ninit Yunita yang berjudul TEST PACK. Bagaimana ketika suami atau bahkan istri dinyatakan INVERTIL?
Banyak teman cowokku mengatakan ‘cepatlah menikah biar gak banyak dosa’. Aku mungkin hanya tertawa kecil menanggapi alesan yang satu ini. Sekarang pertanyaanku ‘memangnya kalau sudah menikah tidak bisa melakukan dosa?’
Saya lebih mau berkompromi untuk yang melontarkan untuk melengkapi ½ dari agama untuk tujuan menikah. Maaf untuk kali ini aku tidak berani berkomentar.

Sharing of Joy


Ada sebuah pertanyaan yang harusnya kulontarkan sejak lama ‘siapa yang tau apa korelasi dari tanggal lahir dengan traktiran?’ seorang teman mangatakan bahwa ulang tahun itu identik dengan senang-senang. Masih belum menjawab pertanyaan yang ada di otakku.

Dia pun menjelaskan bahwa ketika kita berulang tahun harusnya kita senang karena usia kita diperpanjang dengan begitu kita harus merasa senang. Untuk merayakan kesenangan itu dengan traktiran.

Apakah itu wajib? Aku bertanya lagi.
Itu hanya budaya jawab nya singkat.

Ketika aku masih sekolah sampai kuliah mungkin masih menganut budaya diatas. Ulang tahun = traktir teman-teman. Namun saat itu aku tidak merasakan sisi lain dari budaya tersebut karena saat itu aku hanyalah tangan yagn berada dibawah tangan orang tua. Sedang saat ini aku baru merasakan bahwa ada yang salah dengan budaya itu ketika merasakan begitu susahnya untuk mencari serpihan-serpihan rupiah.

Meski agak telat setidaknya aku bersyukur disadarkan oleh Allah. Mengapa aku mengatakan budaya itu salah, satu karena Nabi tidak menganut budaya itu, kedua pada saat kita berulang tahun harusnya kita introspeksi diri. Mengapa harus mengintrospeksi diri? Karena Allah memberikan kesempatan buat kita menghitung kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan lalu ketika Allah masih memberikan waktu untuk kita menghirup dunia ini berarti kita masih diberikan waktu untuk menebus dosa-dosa yang pernah kita lakukan.

Seorang teman masih tetep kekeuh mengatakan ‘nah itu berarti kita harus bersyukur?’
‘Memang’
‘Traktiran itu merupakan ekspresi dari bersyukur, dengan berbagi kita juga bersyukur kan?’

Tak ada yang salah dengan ungkapan temanku itu. Sekarang aku akan sedikit berkomentar untuk kata ‘BERBAGI’, buatku berbagi itu saat kita mempunyai sesuatu yang lebih atau hanya dengan sedikit kita berikan beberapa kepada orang yang lebih membutuhkan. Misal, aku akan mengatakan berbagi yang lebih berarti kepada orang yang tidak mampu. Dan ingat kata BERBAGI bukan berarti TRAKTIR. Berbagi bisa aku lakukan tanpa mengeluarkan uang sepeserpun namun traktir kita harus mempunyai uang untuk membelikan teman kita. Ingat BERBAGI tidak bisa dinilai dengan uang namun TRAKTIR setiap nilainya tak jauh dengan uang.

Buatku ulang tahun dan traktiran bisa berkorelasi saat kita mempunyai rizki lebih, tak ada salahnya traktiran. Tapi traktiran bukan merupakan suatu budaya yang mengikat kita.

Minggu, 30 Mei 2010

Keliling Dunia


Long weekend kali ini aku benar2 keliling dunia. Sungguh menyegarkan, dari Philipina sampe dubai. Dari mulai nyari toilet yg susah bener sampe diving ketemu sekumpulan hiu.

Kata siapa keliling dunia harus dengan uang mahal dan waktu yang sangat lama. Menikmati kota2 dunia dengan hanya duduk pun bisa dilakukan. Cukup membaca Naked Traveler 2 nya Trinity kita bisa merasakan pesona kota2 yang telah dikunjunginya.

NT2 ini memberikan rasa yg lengkap, selama ini yg aku pikir negara di luar sana sungguh mengesankan dibanding negeri sendiri, tapi ternyata ada beberapa kota yg hampir sama dengan negeri kita tercinta. Trinity juga mampu membawa kita menelusuri kota2 kecil yang kadang jarang diberitakan. Kemewahan Emirates pun ditulisnya hingga aku merasakan berada didalamnya.

NT2 juga bisa untuk pedoman bagi para backpaker pemula. Menikmati NT2 seakan tak bisa dihentikan. Tiap halamannya memberikan rasa yang tak sama dan membuat kita penasaran dengan title / judul yg menggelitik. Kalau di NT aku cukup terkesan dengan pohon pisang dan air terjun, nah di NT2 aku merasakan cowok2 disana cukup gatel juga.


Rasanya tak sabar menanti buku selanjutnya dari Trinity. Bravo Trinity!

Minggu, 23 Mei 2010

N5M


Baru beberapa halaman awal berwisata dengan buku ini membuatku menciptakan aliran sungai di bukit pipiku. Kenangan beberapa tahun silam menggodaku, saat papa masih ada, saat papa memberikan tawaran untukku untuk ke pondok. Dalam bayanganku pondok merupakan tempat buangan, kotor, dan bau. Jadilah tawaran itu dengan halus kutolak. Seandainya papa dulu seperti amak nya alif. Mungkin aku akan tetap seperti ini dengan kemampuan plus plus.
Membaca setiap halaman novel ini memberikan percikan-percikan api semangat dan inspirasi. Man jadda wajada. Kata-kata yang ada di novel ini membuatku terpompa. Benar kata mama, tidak ada yang tidak mungkin. Jika kita berusaha pasti akan kita dapatkan apa mau kita. Mama selalu mengatakan jika kita mengatakan tidak mungkin berarti kita telah melawan Tuhan. Karena hanya Dia yang dapat memberikan keputusan.
Kisah alif yang begitu sabarnya memendam keingannnya demi keinginan amaknya. Aku berandai-andai jika semua anak seperti alif? Betapa bahagianya seorang ibu. Karena hanya dengan restu ibu kita akan mendapatkan barokah dalam hidup ini. Luv u mom.
Selain alif, kisah-kisah sahibul menara juga sangat apik di tulis oleh bang fuadi ini. Sungguh Allah memberikan otak yang begitu cerdasnya bagi ke enam anak ajaib ini (menurutku). Mereka benar-benar memanfaatkan waktu yang singkat untuk merancang masa depan mereka. Dan tanpa mereka sadari mereka telah berjalan ke arah mimpi tersebut. Allah itu maha tahu dengan hanya memikirkan saja, maka Allah akan menuntun kita ke arah yang kita mau tersebut. Subhanallah.
Ahmad fuadi juga mampu mengoyak emosi saat kita menikmati kata demi kata yang ia tuliskan. Bagaimana kisah Baso yang terombang ambing sebelum menentukan keputusan yang tak bisa ditunda lagi. Dan gelitik kisah seorang gadis yang menjadi perbincangan 3000 siswa pondok. Sekali kenal dengan buku ini aku seakan terbius untuk menikmati halaman demi halaman berikutnya.
Buatku novel ini memberikan rasa baru bagiku mengenai pondok. Pondok Madani telah memproses ke 6 anak menjadi pribadi-pribadi yang istinewa.
Tak sabar aku menanti Ranah 3 Warna.

K-E-R-J-A


Lingkungan yang menurutku paling kejam adalah dunia kerja. Kita seakan-akan buta. Tidak bisa melihat bagaimana rekan kita. Buatku -dulu- semua orang berhati baik. Namun apa yang terjadi saat memasuki dunia yang menilai setiap jerih payah kita dengan uang?
Ternyata Allah maha dahsyat, menciptakan orang bergitu beragam. Subhanallah. Mulai dari orang yang benar-benar bersyukur -memanfaatkan yang diberikan oleh Allah semaksimal mungkin- hingga orang merasa dirinya selalu miskin.
Meski beragam jenis orang yang ada aku cukup megelompokkan berbagai orang tersebut dalam dua jenis. Pertama orang yang memberikan aura positif, yang kedua orang yang memberikan aura negatif. Yakin cuma dua jenis? Iya, hanya ada 2 jenis yang membedakan adalah tingkat kadar dari kedua jenis tersebut.
Aku cukup senang bila bertemu dengan orang yang selalu memberikan aura positif, orang dengan jenis ini selalu memberiku semangat. Kerjaan serasa jadi lebih cepat selesai kalau bertemu dengan orang yang jenis ini, serta bawaannya selalu ceria. Namun ketika bertemu dengan orang yang selalu memberikan aura negative yang ada hanyalah semakin malas mengerjakan apa2 dikantor. Bagaimana tidak jika aku bertemu orang dengan aura negative dia akan selalu mengeluh dan mengeluh, yang kerjaannya bejibun banyaknya lah, yang punya masalah dengan rekan yang lain lah, yang nggosipin si itu lah (negative mode on), itu masih hal kantor bagaimana dengan hal yang di luar kantor? Dia bakal seperti sirine ambulance bercerita gak jelas dengan suara nyaring (aaarrrgghhhh…penting banget gak seh).
Lalu adakah orang baik dan tidak baik pada dunia ini? Aku menjawab dengan ragu2 ABU2. Mengapa? Karena aku sangat sulit menilai mereka, bagiku mereka terselimuti kabut. Putih semua. Aku tidak tahu mana orang baik dan tidak baik yang aku tahu kedua jenis diatas saja.
Ilmu yang didapatkan di SD pada dunia ini dipertaruhkan. TOLERANSI. Bagiku hanya itu bahasa yang dapat digunakan dalam dunia ini.
Keep working guys!

Sabtu, 15 Mei 2010

Tulisan hari ini 150510


Hhmm...waktu rehat yang sedikit menyenangkan dan menenangkan. Take a rest mulai dari kamis. Harusnya aku memanfaatkan hobi lama yang saat ini mulai terlupakan, BACA BUKU. Tapi apa yang terjadi? Okay aku memang membaca buku, namun sepertinya ada yang salah.
Kamis lalu aku meminjam buku ke teman lamaku. Rencana meminjam buku yang membuat otakku tidak meregang, yups...KOMEDI yang kupilih. 3 buku sudah d tangan, 2 diantaranya dengan jenis (harusnya) membuatku tertawa terbahak2 ataupun sedikit tersenyum.
Sampainya di rumah, membuka halaman demi halaman buku dengan judul 'My Stupid Boss'. Dengan asumsi di otakku 'aku harus tersenyum dan tak meninggalkan buku tersebut sampai usai'. But apa yang terjadi, setia halaman mengingatkan aku mulai dari tahun 2007 dan beberapa minggu yang lalu. Alhasil, buku tidak tuntas saat itu juga.
Hari kedua, dengan memaksa tetap membaca buku tersebut. Dari halaman demi halaman membuat ku mengingat 'kisah2 dari beberapa sahabat'. Hingga aku mulai bertanya 'Apakah semua boss seperti yang di kisahkan oleh chaos@work?'
Dan kucoba menyelesekan dengan otakku yang semakin tegang. Rencanaku gagal total. Kututup buku itu dan mulai merenungkan.

Mungkin kita semua mempunyai boss yang seenak jidatnya berbicara (maaf pak/bu) atau pagi bilang A dan siang bilang B. Aku pernah mempunyai pengalaman yang sangat menyenangkan dengan allmyboss. Dari semprotannya seperti hujan badai sampai HP dibanting karena aku bersihkukuh bilang (meski dalam hati) 'wong iki salah kok ngeyel' -hahahahaha...sssttt...buat yang tau pengalamanku ini- Atau lain lagi cerita boss ku yang bisa membuat mulutku menganga karena tiba2 semua job desk nya tiba2 pindah menjadi job desk ku dalam sekejap mata. Tapi itulah mereka, dengan apapun sifat mereka sebaiknya kita cukup memakluminya.

Dalam otakku, se'ajaib'nya mereka (boss) pasti ada (setidaknya) sedikit pelajaran yang bisa kita petik. Misal:
  • Ketika boss kita mengatakan a dan sedetik kemudian mengatakan b, pelajaran yang bisa kita petik adalah kita harus siap dalam setiap perubahan yang cepat.
  • Ketika boss kita memberikan hadiah job desk nya, pelajaran yang bisa kita ambil adalah kita diminta belajar untuk menggantikan posisinya.
  • Ketika boss kita mulai menyebalkan dengan segala sikap nya, pelajaran yang bisa kita ambil adalah kita akan mendapatkan pahala yang besar karena kita dapat belajar Sabar dan ikhlas.
  • dsb.
Tulisan ini dibuat hanya untuk memenangkan hati.

Anggap boss kita sebagai guru kita, mereka pasti memberikan kontribusi yang cukup besar dalam perkembangan otak kalian.

Selasa, 11 Mei 2010

T-I-M-E

Aku sangat menyukai quote dari Aa' Gym tentang waktu. Kita semua diberikan waktu yang sama 24 jam yang membedakan hanyalah bagaimana kita mengisinya. Kalimat yang sederhana namun sangat mengena.

Kadang aku mendengar beberapa dari kita mengeluhkan waktu 'waktuku gak cukup' atau 'gila, cepet bangetnya waktunya'. Bahkan tak sedikit doa yang dipanjatkan agar waktu ditambahkan. Lalu bagaimana dengan mereka yang memanfaatkan waktu dengan cukup baik. Mereka akan bersyukur telah diberikan waktu.

Kutipan yang aku suka dari komunitas sebelah.
Arti waktu 10 tahun, tanyalah petani yang menanam pohon jati
Arti waktu 1 tahun, tanyalah pelajar yang tak naik kelas.

Arti waktu 1 bulan, tanyalah seorang ibu yang melahirkan bayi prematur.

Arti waktu 1 minggu, tanyalah kepada redaksi dan editor dari majalah mingguan.

Arti waktu 1 hari, tanyalah mereka yang akan nikah dan pergi meninggalkan rumah keluarga.
Arti waktu 1 jam, tanyalah seorang Romeo yang sedang menunggu kedatangan Juliet.

Arti waktu 1 menit, tanyalah mereka yang ketinggalan kereta api atau kapal terbang.
Arti waktu 1 detik, tanyalah kepada orang yang selamat dari kecelakaan

Arti waktu 0,1 detik, tanyalah kepada orang yang kalah dalam lomba lari 100mt


Cukuplah bagi kita untuk mengeluhkan tentang waktu. Keluhan itu sungguh tak kan mampu menambah waktu yang diberikan. Saat ini jadikan setiap waktumu berharga. Disetiap menitnya kau kan mengingatnya. Disetiap detiknya ukirlah dengan prestasi.

Senin, 10 Mei 2010

Cermin - an


Bukan maksud curhat untuk mengeluh atau ikut2an trend FB dengan status keluh kesah, tapi hanya ingin share beberapa hal.

Beberapa tahun yang lalu aku sering sekali bertemu orang2 hebat (setidaknya menurutku). Bertukar fikiran dan menilai sikap dan tidakannya. Mencoba mempelajarinya agar bisa menjadi orang hebat. Namun sangatlah susah untuk dilakukan saat ini.Cerita mengalir tidak hanya tentang kehebatan yg ingin aku dengar, percikan2 tentang kondisi yang harusnya tidak boleh terjadi pun mengalir begitu saja. Belajar mendengar dan mengolah semua yg masuk ke dalam otak sangatlah tidak mudah. Terasa sangat sulit ketika menemukan kondisi yang sebenarnya.

Seperti saat ini aku menemukan suatu kondisi yang harusnya tidak ada dalam otakku. Seolah2 cerita yang pernah mampir hanya lewat ungkapan kata2 kini aku berada dalam situasi tersebut.

2 tahun lalu belajar tentang team building, team leader, teamwork, trust, dsb. Semua dibutuhkan dalam suatu tim.
2 tahun yang lalu aku seolah2 sangat mengerti tentang keberadaan unsur2 tsb dalam suatu tim.

dan sekarang mengapa sungguh sangat sulit berbicara seperti 2 tahun yang lalu dengan temanku sendiri.

mengapa lebih mudah untuk berbicara dengan orang2 hebat itu.

Rabu, 14 April 2010

Perubahan

Dunia berubah setiap detiknya, bahkan persekian detik akan selalu berubah. Namun hanya satu hal saja yg tidak pernah berubah, yaitu perubahan itu sendiri.

Satu bulan yang lalu 2 'Guru' telah mengucap perpisahan dalam satu komunitas. Cukup sedih bagi kami yang telah ditinggalkan nya. Mereka tak kan tergantikan. Apa yang mereka ucapkan layaknya cambuk bagi kami yang selalu ingin 'Belajar'. Apakah dengan kepergiannya cambuk itu akan hilang juga? Lalu siapa yang akan menentukan arah kita? Siapa lagi yang memberikan Semangat dan Dorongan?

Yup...itu tak lain dari diri kita sendiri...

Lalu satu 'Guru' hadir...namun bagiku ia bukan pengganti Guru yang telah pergi. Guru baru hadir dengan nuansanya yang berbeda. Langkah kaki kami semua pun akhirnya mengimbangi derap langkahnya yang terlampau cepat bagi kami. "Sudah bukan lagi waktu untuk belajar" begitu ujarnya.

Namun apa yang kurasa hari ini? Mengapa aku tidak mendengar derap langkahnya lagi. Kami pun serasa tertidur pulas tak giat lagi. Mungkin karena itu satu persatu jiwa-jiwa pemimpin tiba-tiba muncul. Sayangnya mereka mengambil arahnya masing-masing.

Akankah derap langkahnya tak terdengar lagi? Tetapkah kita tertidur lelap? Ataukah jiwa-jiwa pemimpin itu akan mencoba menguasai komunitas ini?