Kamis, 12 Desember 2013

here i am

Sudah lama tidak menghiasi blog ini.
sudah banyak pula cerita yang hadir menghiasi hari.
Kangen nulis nie ceritanya....
Tahun 2012 saya resmi resign dari perusahaan 'semi' BUMN (menurut saya), lama sudah tidak menjadi pekerja, lalu 3 bulan ini saya memulai bekerja kembali.
Tempat kerja baru dengan ilmu baru, saya bekerja di salah satu distributor telkomsel.
Ehm...entah telah lama vakum atau apa, saya merasa tidak mampu bekerja dalam tim.
Sejak pertama mencicipi pekerjaan hingga 2012 saya sangat enjoy bekerja dalam tim. Bertemu orang-orang yang mempunyai visi sama itu sangatlah menyenangkan.
Tapi kali ini beda, rasanya saya sangat membutuhkan alat sinkronisasi antara otak dan hati.
Secara logika saya mengetahui ada yang tidak beres tapi karena perasaan ini dominan maka saya hanya bisa diam.
Bukan masalah uang, tapi masalah kinerja.

Saya masih ingat saat masih menjadi trainer outbound, there is no I in TEAM, tidak ada huruf I dalam kata TEAM. Artinya tidak ada saya dalam suatu tim. Tim merupakan kumpulan orang yang mempunyai tujuan yg sama. Nah kalau tujuannya tidak sama? lebih mementingkan diri sendiri apa bisa dikatakan tim?

Ada yang tidak beres dalam perusahaan, ya saya tau tidak ada perusahaan yang sempurna. Tapi kita bisa memoles ketidaksempurnaan tersebut dengan kerjasama yang baik, suasana kantor yang nyaman, dan lingkungan yang kondusif. Sayang nya saya merasa tidak menemukannya disini.

Berada di kota yang telah membesarkan saya lalu bekerja di kota yang sama ternyata tidak mudah. Kenapa? Karena saya ternyata belum mengenal sikap dan perilaku orang-orangnya. Banyak hal yang membuat saya mengerutkan dahi.

 Saya terlalu sering berfikir 'ideal'nya seperti ini. Banyak ilmu yang saya dapatkan sebelumnya ternyata tidak ada di sini. Contoh sederhana: saat ada customer, dalam otak saya mengatakan sejelek dan sebodoh nya customer kita harus melayani, bukan malah merendahkan dan tidak memperdulikan mereka.

Sales adalah ujung tombak di perusahaan ini. Maka jamulah mereka, beri motivasi yang membangun, bukan berbicara kasar lalu mengancam. Dalam perkerjaan kita membutuhkan simbiosis mutualisme. Saling membutuhkan satu sama lain dan harusnya saling menguntungkan.

Di perusahaan yang lalu saya mempunyai tugas menghitung marketshare, data yang kita dapat cukup valid. Ke-valid-an data kita bisa lihat darimana sumbernya, jika data yang kita dapatkan adalah rekayasa maka hasil yg kita dapat pun semu. Terlalu banyak polesan data disini. Jadi ingat praktikum dulu, mencari data dengan membandingkan teori sebelumnya. Tidak valid dan akurat.

Sayangnya dengan kondisi tersebut saya tidak bisa berbuat apa-apa, saya dianggap tidak mengetahui apa-apa. Mereka terlalu pintar untuk saya. Gelas mereka telah penuh dengan ilmu yang mereka anggap telah sempurna dan sederhana.

Maka dari itu akhir bulan ini saya menyerah, karena masih belum menemukan sinkronisasi antara otak dan hati.