Minggu, 23 Mei 2010

N5M


Baru beberapa halaman awal berwisata dengan buku ini membuatku menciptakan aliran sungai di bukit pipiku. Kenangan beberapa tahun silam menggodaku, saat papa masih ada, saat papa memberikan tawaran untukku untuk ke pondok. Dalam bayanganku pondok merupakan tempat buangan, kotor, dan bau. Jadilah tawaran itu dengan halus kutolak. Seandainya papa dulu seperti amak nya alif. Mungkin aku akan tetap seperti ini dengan kemampuan plus plus.
Membaca setiap halaman novel ini memberikan percikan-percikan api semangat dan inspirasi. Man jadda wajada. Kata-kata yang ada di novel ini membuatku terpompa. Benar kata mama, tidak ada yang tidak mungkin. Jika kita berusaha pasti akan kita dapatkan apa mau kita. Mama selalu mengatakan jika kita mengatakan tidak mungkin berarti kita telah melawan Tuhan. Karena hanya Dia yang dapat memberikan keputusan.
Kisah alif yang begitu sabarnya memendam keingannnya demi keinginan amaknya. Aku berandai-andai jika semua anak seperti alif? Betapa bahagianya seorang ibu. Karena hanya dengan restu ibu kita akan mendapatkan barokah dalam hidup ini. Luv u mom.
Selain alif, kisah-kisah sahibul menara juga sangat apik di tulis oleh bang fuadi ini. Sungguh Allah memberikan otak yang begitu cerdasnya bagi ke enam anak ajaib ini (menurutku). Mereka benar-benar memanfaatkan waktu yang singkat untuk merancang masa depan mereka. Dan tanpa mereka sadari mereka telah berjalan ke arah mimpi tersebut. Allah itu maha tahu dengan hanya memikirkan saja, maka Allah akan menuntun kita ke arah yang kita mau tersebut. Subhanallah.
Ahmad fuadi juga mampu mengoyak emosi saat kita menikmati kata demi kata yang ia tuliskan. Bagaimana kisah Baso yang terombang ambing sebelum menentukan keputusan yang tak bisa ditunda lagi. Dan gelitik kisah seorang gadis yang menjadi perbincangan 3000 siswa pondok. Sekali kenal dengan buku ini aku seakan terbius untuk menikmati halaman demi halaman berikutnya.
Buatku novel ini memberikan rasa baru bagiku mengenai pondok. Pondok Madani telah memproses ke 6 anak menjadi pribadi-pribadi yang istinewa.
Tak sabar aku menanti Ranah 3 Warna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar